Pages

Pilihan ke Dua


Semangat saat kita mendapatkan pilihan pertama tentu berbeda saat mendapatkan pilihan kedua.

Sama halnya seperti kita mendapatkan program studi pilihan ke dua saat SNMPTN ataupun tes lainnya.

Bagaimana reaksimu saat mendapat pilihan kedua untuk hal apapun itu ?


Pilihan yang disukai
Pilihan pertama pasti menjadi pilihan yang paling disukai diri ini. Tidak mungkin pilihan pertama adalah pilihan yang paling tidak disukai diri ini.

Seperti halnya saat mengerjakan soal ujian, tentu kita akan mengerjakan soal yang dianggap mudah atau soal yang paling kita sukai karena terbiasa mengerjakannya.

Keterbatasan
Sayangnya, semua hal itu mempunyai keterbatasan, sehingga terkadang untuk mendapatkan hal itu kita harus dapat berkompetisi dengan baik.

Seperti halnya untuk mendapatkan perkerjaan, pendidikan, ataupun organisasi. Keterbatasan menyebabkan mau tidak mau harus dilakukan seleksi agar dapat mendapatkan yang terbaik.

Ga betah
Memasuki suatu hal yang bukan menjadi pilihan pertama kita, tentu akan membuat kita tidak nyaman dengan hal yang kita dapat saat itu. Tinggal bagaimana diri ini beradaptasi.

Sepakat ? Saya rasa kita semua pernah mengalami hal itu.

Reaksi yang berbeda
Saya akan mengambil contoh saat kita mendapatkan pilihan kedua program studi sebuah PTN.

Berdasarkan pengalaman, saat mendapatkan hasil dan ternyata mendapatkan pilihan kedua, reaksinya akan seperti ini :

a. Langsung ambil
Hal ini bisa jadi pilihan kedua merupakan memang pilihan yang disukainya, atau memang tidak lagi pusing - pusing untuk persiapan selanjutnya.

b. Dijadikan cadangan sembari mengikuti tes selanjutnya
Mungkin ini yang kebanyakan dilakukan orang - orang, termasuk saya waktu itu. Hal ini disebabkan pilihan kedua memang bukan pilihan yang kita sukai, namun ada kecenderungan untuk siap menempuh pendidikan disitu jika pada tes selanjutnya tidak mendapatkan pilihan pertama.

c. Ditolak
Mungkin bisa dibilang cukup optimis, ambisius, ataupun tidak mau mem PHP kan pihak universitas, sehingga pantang menerima apapun hingga mendapatka pilihan kedua

Banyak cadangan
Namun diantara semua itu yang paling parah adalah saat sudah mendapatkan banyak cadangan, namun masih mengikuti tes - tes yang ada hingga mendapatkan pilihan pertama.

Emang tujuan nimbun banyak - banyak PTN buat apa ?
 
Buat dijualin ? hehe
 
Disadari atau tidak, semakin banyak cadangan yang kita punya, maka secara tidak langsung kita mengambil hak orang lain untuk dapat berkuliah di PTN tersebut. Kurang bersyukur saya rasa tepatnya. Kalau memang dirasa akan dapat pilihan kedua, namun tidak mau diambil jika dapat ya buat apa, hehe.

Bagaimana jika punya niat untuk mengambil pilihan kedua, namun tetap mempersiapkan diri untuk tes di tahun depannya ?

Saya rasa itu sama saja, dengan mempunyai niat untuk pindah, maka kita akan siap - siap untuk membuang kesempatan orang yang urutan nilainya ke 101 misalkan prodinya mempunyai daya tampung 100 orang tiap tahunnya untuk mahasiswa baru. Dimana sebenarnya dia dapat kuliah di prodi kamu pada tahun itu.

Tujuan
Sebenarnya apa sih tujuannya untuk mengejar pilihan pertama kalau memang sudah melihat kapasitas diri ini tidak akan mampu untuk mendapatkannya saat itu ?

Saya yakin tujuan awal itu untuk mendapatkan perkerjaan yang layak, masa depan yang baik, atau sekedar penasaran karena tahun lalu tidak mendapatkan. Udah itu aja.

Sepakat ?

Selama saya kuliah menjadi mahasiswa S1 yang mungkin notaben prodinya diletakkan orang pada pilihan kedua saya mendapat pandangan baru dari pengalaman dan pelajaran - pelajaran berharga yang saya dapat kala masih kuliah.

Saya rasa, faktor terbesar yang mempengaruhi masa depan bukanlah dari prodi kita saat itu, melainkan sejauh mana kita dapat mengambil kesempatan - kesempatan yang ada. Seperti berorganisasi, PKM, seminar, lomba - lomba untuk mahasiswa, pertukaran pelajar, kepanitiaan, asisten dosen, asisten lab, dan lain - lain.

Hal ini dapat saya lihat dari kesuksesan teman saya yang kuliah di negeri, swasta, ataupun pada prodi pilihan ke dua. Mereka semua mendapat masa depan yang cukup cerah dikarenakan memanfaatkan kesempatan - kesempatan yang ada selama menjadi mahasiswa S1.


Lagi - lagi ini hanya pendapat saya, bisa jadi benar ataupun salah. Mungkin ini hanya sebagai penyemangat buat kalian yang mendapatkan pilihan kedua. Bahwa tidak mendapatkan pilihan pertama bukanlah akhir dari segalanya.

Hal ini juga berlaku hal lain, seperti pekerjaan, posisi organisasi, dan lain - lain. Dimana kita mendapat pilihan kedua, bukan pertama. Bisa jadi Allah ingin memberikan banyak pelajaran berharga untuk kita dari pilihan kedua ini, agar mempunyai sudut pandang yang lebih luas lagi.

No comments:

Post a Comment