Pages

Menyerah


Ketika perjalanan terasa sangat jauh dan belum membuahkan hasil.

Terkadang terlintas di pikiran ini untuk cuti dengan pekerjaan atau amanah saat ini.
 
Semoga kisah dari dua Nabi ini dapat menguatkan komitmen kembali.

Komitmen disini ditujukan untuk para aktifis dakwah ataupun aktifis yang peduli dengan kondisi bangsa dan negaranya.


Salah paham
Terkadang kita suka salah paham terhadap makna pertolongan dan kemenangan. Dimana ketika perjalanan ini terasa panjang dan tidak ada seorang pun yang berubah.

Nabi Nuh a.s.
Nabi Nuh hidup di tengah - tengah kaumnya selama 950 tahun. Meskipun waktunya sangat lama, tetapi tidak ada yang beriman dari mereka  kecuali sedikit sekali. Justru yang banyak adalah mereka yang melampaui batas, tidak mau meninggalkan yang haram, dan tidak mau menjauhi perbuatan dosa.

Namun betapapun berat tantangan dan kekufuran dari kaumnya, Nabi Nuh tetap melaksanakan dakwahnya siang dan malam. Semua sarana - sarana dakwah telah ditempuhnya, baik secara rahasia maupun secara terang- terangan.

Bahkan selama berdakwah selama 950 tahun, jumlah yang terus meningkat adalah yang menentang dan menolak dakwah Nabi Nuh. Akan tetapi kondisi seperti itu dihadapi oleh Nabi Nuh dengan sabar, lapang dada, dan sopan santun. Bahkan hal ini menambah keseriusan Nabi Nuh untuk terus melaksanakan dakwahnya.

Di dalam sebuah ayat :

"Sesungguhnya, setiap kali aku menyeru mereka (kepada Iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukana). Sungguh, mereka benar - benar tetap (ingkar) dan menyombongkan diri" (Q.S. Nuh : 7)

Dari kisah Nabi Nuh, apakah kita masih saja mengukur keberhasilan dakwah dengan pendeknya waktu dan banyaknya pengikut ? Ataukah dilihat dari sejauh mana dakwah itu sesuai dengan manhaj Rasulullah saw., baik muatannya maupun metodenya.

Adapun masalah, maka hasilnya kita kembalikan kepada Allah. Tidak ada yang bisa menentukan kapan saatnya tiba selain Dia, meskipun kita sudah merasa rindu untuk melihat kemenangan itu.

Allah swt. berfirman :

"Dan (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya), dan sampaikanlah berita gembira kepada orang - orang yang beriman. (QS. Ash-Shaf : 13)

Salah paham yang lain
Sebagian dai bersikap sinis terhadap para objek dakwahnya. Apabila ia telah mendakwahi mereka sekali dua kali, kemudian para objek dakwah tidak mau menyambut ajakannya, ia mengklaim mereka dengan sebutan "sesat", meskipun tidak sampai tuduhan kafir.

Nabi Yunus a.s.
Beliau merupakan nabi mulia yang pernah merasa sempit dada karena didustakan oleh kaumnya. Kemudian Allah memberi peringatan kepada mereka dengan azab yang dekat. Lalu Nabi Yunus meninggalkan mereka dengan merasa marah karena mereka telah mendustakannya.

Beliau pergi ke tepi lautan dan menumpang sebuah kapal angkutan. Di tengah perjalanan, kapal itu diterpa oleh badai dan diombang - ambingkan oleh ombak. Maka awak kapal yang ada berkata, "Di kapal ini pasti ada budak yang pergi meninggalkan sayyidnya. Demi untuk keselamatan kapal, ia harus dilemparkan ke laut agar kapal ini bisa selamat." Mereka pun membuat undian, sehingga nama Nabi Yunus lah ynag muncul dalam undian itu. Kemudian mereka melemparnya ke laut, sehingga ditelan oleh ikan dalam keadaan berduka.

Akhirnya dia menyesal karena ingin melepaskan diri dari tugas yang telah diamanahkan Allah kepadanya, meninggalkan kaumnya dengan marah dan keluar tanpa izin dari Rabnya.

Atha' berkata, "Allah telah memberikan wahyu kepada ikan, 'Sesungguhnya Aku (Allah) telah menjadikan perutmu sebagai penjara untuknya (Yunus), dan Aku tidak menjadikan dia sebagai makanan untukmu. Oleh karena itu, Yunus tetap selamat dan tidak berubah sedikit pun."

Ini semua merupakan skenario Allah swt. untuk Nabi Yunus, sehingga ketika kekuatannya pulih kembali, Allah mengembalikan Nabi Yunus kepada kaumnya.

Allah swt. berfirman :
"Dan kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih, lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (QS. Ash-Shafat :147 - 148)

Pada kisah Nabi Yunus a.s. dapat kita lihat bahwa hati manusia itu berada di jari - jari Ar-Rahman. Dia-lah yang mengubah sesuai dengan kehendak-Nya.


Janganlah hati kita merasa sempit terhadap manusia di saat mereka belum mau menerima dakwah kita. Katakan pada diri kita, "Barangkali mereka akan menerimanya di waktu yang lain." Janganlah kita berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir.

Hal ini juga berlaku untuk kalian yang sedang berjuang untuk merubah bangsanya menjadi lebih baik lagi.

Semangat berbuat kebaikan :)

No comments:

Post a Comment