Assalamu’alaikum Pembaca Setia Blog Ini :D
Apa yang saya tulis disini tidak mempunyai makna lain.
Niatnya lurus untuk keharmonisan dalam berinteraksi sosial dalam kehidupan sehari-hari 0:)
Tentang akal dan hati
Kedua hal yang sama-sama dimiliki oleh laki-laki dan perempuan. Perbedaaanya hanya di priotitas pemakaian.
Menurut sebuah penelitian, pada umumnya pria ketika mengambil sikap akan lebih mendahulukan akal dibanding perasaaan dan wanita pada umumnya mendahulukan perasaan dibanding akal.
Walaupun mungkin terkadang tidak semuanya seperti itu.
Mengapa menulis tentang tema ini ?
Ya, lagi-lagi tahun 2014 mengajarkan saya banyak hal dan di akhir tahun ini pun saya mendapat ilmu yang saya rasa cukup berharga, yaitu bagaimana kita mengenali lawan bicara kita, terutama jika beda gender.
Saya pun sempat mempunyai frame bahwa orang-orang yang mengikuti organisasi mempunyai emosi yang lebih stabil dan daya tahannya lebih kuat dibanding orang-orang yang tidak mengikuti organisasi.
Namun, sepertinya statemen ini masih belum bisa dikatakan berlaku untuk setiap individu organisatoris, terutama pada kaum wanita.
Karena di tahun 2014 saya baru sadar, saya pernah memberikan tugas-tugas yang cukup banyak kepada wanita dan suka sedikit neror dengan menanyakan progres dari tugas-tugasnya (maafkan saya ya teman2, mungkin waktu itu ilmunya masih cetek dan masih belum peka, hehe. Semoga kesabaran dan keikhlasan teman-teman dicatat sebagai kebaikan oleh Allah).
Bukan hanya itu saja, saya pun baru tahu kalau salah satu tujuan perempuan cerita itu ya untuk didengarkan lebih tepatnya, bukan langsung diceramahain dan kasih solusi pas cerita di tengah-tengah (maaf lagi ya).
Kalau kata adik kelas saya yang satu fakultas : "Persepsi perempuan waktu cerita sama pria itu : dengerin saya, benerin aja, berpihak sama saya, terakhir baru lurusin saya."
Perbedaannya ?
Kata beberapa teman saya, ada beberapa aspek yang mana pria dan wanita mempunyai sudut pandangnya tersendiri, yaitu :
a. Jangkauan Sudut Pandang
Intinya sudut pandang wanita dalam penglihatan relatif besar daripada pria, yang konon katanya kalau mencari sebuah barang di lemari, kepala pria akan bergerak untuk mencari barang tersebut, sedangkan wanita cukup menggerakkan mata tanpa harus menggerakkan kepalanya untuk mencari barang tersebut.
b. Struktur Otak
Intinya otak kiri dan otak kanan wanita bisa bergerak secara bersamaan berbeda dengan pria yang terkotak-kotak. Pada saat malam hari pria dapat tidur dengan tenang dengan segudang masalah yang ada, tetapi untuk wanita sebaliknya, terkadang masalah yang diterimanya akan terus berputar-putar dalam otaknya, sehingga butuh objek untuk mencurahkan isi yang berada dalam otaknya.
c. Membangun Hubungan Lewat Percakapan
Intinya rata-rata wanita bisa bicara 20 ribu kata dalam sehari. Sementara pria hanya sekitar 7 ribu kata sehari atau bahkan lebih sedikit dari itu. Persamaanya adalah saat pria dan wanita sudah mengahabiskan jatah rata-rata bicara mereka dalam sehari, maka mereka tidak akan berminat untuk bicara lebih lanjut dalam hari tersebut.
d. Multitasking
Intinya pria cuma bisa melakukan satu hal pada suatu waktu dan wanita bisa melakukan banyak hal yang sama sekali tidak berhubungan pada waktu bersamaan, dan otaknya tidak pernah putus, selalu aktif. Namun pada kondisi tertentu ada saat dimana wanita tidak bisa membedakan mana kanan atau kiri dikarenakan 2 sisi otaknya bekerja secara bersamaan.
e. Indirect Speech
Intinya wanita pada umumnya berbicara menggunakan isyarat tentang apa yang sebenarnya dia inginkan dengan tujuan untuk menghindari konflik, wanita lain cukup sensitif untuk mengerti maksud sebenarnya. Hal ini cukup berbeda dengan pria pada umumnya, kebanyakan pria menggunakan bahasa langsung atau mengambil makna sebenarnya dari apa yang orang lain katakan.
Sebenarnya masih banyak, tapi ya mungkin kelima aspek tersebut yang cukup menonjol. Bisa jadi kelima aspek tersebut benar atau bisa jadi salah semua. Semua kembali ke persepsi masing-masing.
Manusia yang banyak kekurangan
Rasulullah bersabda :
“Wanita itu bengkok seperti tulang rusuk, apabila kamu berusaha meluruskannya maka ia akan patah. Namun bila kamu membiarkannya tetap bengkok maka kamu hanya ingin bersenang-senang dalam kebengkokannya”
Hal tersebut mungkin menjadi evaluasi saya saat berkomunikasi dengan wanita, semoga kedepannya bisa lebih berhati-hati lagi.
Pada intinya terlepas apapun gender kita, kita hanyalah manusia biasa yang banyak sekali kekurangan. Semoga kita bisa menjadi manusia yang saling bahu-membahu dalam berbuat kebaikan bukan kejahatan.
Semoga kehadiran orang lain dapat kita umpamakan seperti melihat cermin, yang mana jika cermin itu ingin enak dilihat oleh kita, maka terus perbaikilah diri ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat kehadirannya untuk lingkungan sekitarnya :)
Saya pun sempat mempunyai frame bahwa orang-orang yang mengikuti organisasi mempunyai emosi yang lebih stabil dan daya tahannya lebih kuat dibanding orang-orang yang tidak mengikuti organisasi.
Namun, sepertinya statemen ini masih belum bisa dikatakan berlaku untuk setiap individu organisatoris, terutama pada kaum wanita.
Karena di tahun 2014 saya baru sadar, saya pernah memberikan tugas-tugas yang cukup banyak kepada wanita dan suka sedikit neror dengan menanyakan progres dari tugas-tugasnya (maafkan saya ya teman2, mungkin waktu itu ilmunya masih cetek dan masih belum peka, hehe. Semoga kesabaran dan keikhlasan teman-teman dicatat sebagai kebaikan oleh Allah).
Bukan hanya itu saja, saya pun baru tahu kalau salah satu tujuan perempuan cerita itu ya untuk didengarkan lebih tepatnya, bukan langsung diceramahain dan kasih solusi pas cerita di tengah-tengah (maaf lagi ya).
Kalau kata adik kelas saya yang satu fakultas : "Persepsi perempuan waktu cerita sama pria itu : dengerin saya, benerin aja, berpihak sama saya, terakhir baru lurusin saya."
Perbedaannya ?
Kata beberapa teman saya, ada beberapa aspek yang mana pria dan wanita mempunyai sudut pandangnya tersendiri, yaitu :
a. Jangkauan Sudut Pandang
Intinya sudut pandang wanita dalam penglihatan relatif besar daripada pria, yang konon katanya kalau mencari sebuah barang di lemari, kepala pria akan bergerak untuk mencari barang tersebut, sedangkan wanita cukup menggerakkan mata tanpa harus menggerakkan kepalanya untuk mencari barang tersebut.
b. Struktur Otak
Intinya otak kiri dan otak kanan wanita bisa bergerak secara bersamaan berbeda dengan pria yang terkotak-kotak. Pada saat malam hari pria dapat tidur dengan tenang dengan segudang masalah yang ada, tetapi untuk wanita sebaliknya, terkadang masalah yang diterimanya akan terus berputar-putar dalam otaknya, sehingga butuh objek untuk mencurahkan isi yang berada dalam otaknya.
c. Membangun Hubungan Lewat Percakapan
Intinya rata-rata wanita bisa bicara 20 ribu kata dalam sehari. Sementara pria hanya sekitar 7 ribu kata sehari atau bahkan lebih sedikit dari itu. Persamaanya adalah saat pria dan wanita sudah mengahabiskan jatah rata-rata bicara mereka dalam sehari, maka mereka tidak akan berminat untuk bicara lebih lanjut dalam hari tersebut.
d. Multitasking
Intinya pria cuma bisa melakukan satu hal pada suatu waktu dan wanita bisa melakukan banyak hal yang sama sekali tidak berhubungan pada waktu bersamaan, dan otaknya tidak pernah putus, selalu aktif. Namun pada kondisi tertentu ada saat dimana wanita tidak bisa membedakan mana kanan atau kiri dikarenakan 2 sisi otaknya bekerja secara bersamaan.
e. Indirect Speech
Intinya wanita pada umumnya berbicara menggunakan isyarat tentang apa yang sebenarnya dia inginkan dengan tujuan untuk menghindari konflik, wanita lain cukup sensitif untuk mengerti maksud sebenarnya. Hal ini cukup berbeda dengan pria pada umumnya, kebanyakan pria menggunakan bahasa langsung atau mengambil makna sebenarnya dari apa yang orang lain katakan.
Sebenarnya masih banyak, tapi ya mungkin kelima aspek tersebut yang cukup menonjol. Bisa jadi kelima aspek tersebut benar atau bisa jadi salah semua. Semua kembali ke persepsi masing-masing.
Manusia yang banyak kekurangan
Rasulullah bersabda :
“Wanita itu bengkok seperti tulang rusuk, apabila kamu berusaha meluruskannya maka ia akan patah. Namun bila kamu membiarkannya tetap bengkok maka kamu hanya ingin bersenang-senang dalam kebengkokannya”
Hal tersebut mungkin menjadi evaluasi saya saat berkomunikasi dengan wanita, semoga kedepannya bisa lebih berhati-hati lagi.
Pada intinya terlepas apapun gender kita, kita hanyalah manusia biasa yang banyak sekali kekurangan. Semoga kita bisa menjadi manusia yang saling bahu-membahu dalam berbuat kebaikan bukan kejahatan.
Semoga kehadiran orang lain dapat kita umpamakan seperti melihat cermin, yang mana jika cermin itu ingin enak dilihat oleh kita, maka terus perbaikilah diri ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat kehadirannya untuk lingkungan sekitarnya :)
Karena berbeda itu yang buaa membuat jadi "sempurna" ul
ReplyDelete:D
Iya Ris, saling melengkapi :)
ReplyDelete