Satu dari sekian alasan yang sering digunakan oleh seseorang saat tidak bisa menghadiri undangan ataupun tidak melakukan kegiatan seperti biasanya.
Sebuah benturan yang mungkin seolah - olah tidak dapat dihindari oleh semua manusia.
Terkadang alasan ini cukup sakti jika dijadikan rasionalisasi oleh sebagian orang agar dapat diizinkan atau dimaklumi atas ketidak masimalannya dalam menjalankan tanggung jawab yang sedang mereka emban.
Sehingga terkadang membuat kesan tidak ada celah waktu kosong diantara 24 jam atau 3.600 menit.
Apakah kamu termasuk salah satu pengguna kata tersebut untuk sebuah alasan ?
Ya, diri ini pun terkadang masih menggunakan alasan tersebut saat tidak bisa menghadiri undangan atau melakukan kebiasaan yang biasa dilakukan.
Namun seiring berjalannya waktu, ada beberapa catatan yang menjadi catatan saya terkait hal alasan tersebut.
Niat
Semua hal itu bergantung dari niatnya, saat diri ini niatnya tidak lurus saat memilih sebuah pilihan yang mana ada tanggung jawab yang mesti diemban, maka tidak menutup kemungkinan akan selalu saja ada alasan yang menjadikan diri ini tidak maksimal dalam menjalankan tanggung jawab.
Namun jika niat diri ini sudah lurus, yang terjadi adalah kebalikannya. Diri ini akan selalu mencari alasan - alasan positif agar dapat maksimal dalam menjalankan tanggung jawabnya.
Salah satunya dapat dilihat dari seseorang yang membuat time schedule dirinya agar bisa menjalankan semua tanggung jawabnya dengan baik sehingga tidak ada yang terzalimi.
Lagi - lagi ini kembali ke pembiasaan diri, semuanya butuh proses dan pembelajaran dalam waktu yang singkat ataupun panjang.
Bisa jadi suatu saat benturan seperti ini tidak akan terjadi lagi yang terkadang menyebabkan diri ini kurang bertanggung jawab.
Bisa jadi suatu saat benturan seperti ini tidak akan terjadi lagi yang terkadang menyebabkan diri ini kurang bertanggung jawab.
Evaluasi diri :)
No comments:
Post a Comment