Pernah menjadi pengurus BEM atau lembaga kemahasiswaan di kampusnya ?
Saat orang lain yang bukan pengurus BEM melihat kamu telat untuk masuk kuliah apapun itu, tentu tersirat di pikiran mereka "Wah, pengurus BEM orang - orangnya yang suka telat masuk kuliah" atau "Wah, gara - gara BEM, orang - orangnya jadi suka telat masuk kuliah".
Secara tidak langsung mereka menyalahkan BEM nya, walaupun sebenarnya itu adalah kesalahan individu pengurus BEM nya bukan BEM nya.
Jadi siapa yang salah ?
Unique
Setiap orang tentu mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan orang lainnya. Saat mempunyai banyak kesamaan, tentu akan semakin cepat pula untuk akrab.
Kesamaan disini bisa berupa kesamaan agama, suku, hobi, pekerjaan, pilihan pemilu, dan lain - lain.
Namun yang perlu menjadi catatan disini adalah perbedaan antara satu orang dengan orang lainnya. Sebuah perbedaan yang terkadang orang menilai kita adalah representatif perbedaan kita dengan mereka. Entah kita melakukan hal baik atau buruk.
Misalkan kita telat untuk menghadiri sebuah acara, maka kira - kira seperti inilah penilaian spontan orang lain terhadap kita dengan perbedaan yang kita punya dengan mereka ataupun sebaliknya :
a. Perbedaan agama
Wah, orang Muslim suka telat nih dateng ke acara - acara
b. Perbedaan suku
Wah, orang Jakarta suka telat nih dateng ke acara - acara
c. Perbedaan hobi
Wah, orang yang hobinya baca suka telat dateng nih ke acara - acara
d. Perbedaan pekerjaan
Wah, orang yang ikut BEM suka telat dateng nih ke acara - acara
e. Perbedaan pilihan pemilu
Wah, orang yang pendukung capres A suka telat dateng nih ke acara - acara
Formulanya jadi seperti ini : Wah, + (Perbedaan yang dipunya) + suka telat dateng nih ke acara - acara.
Bisa saja kita membalas dengan formula seperti ini : Hmm + (Perbedaan yang dipunya) + suka menilai orang semena - mena ya.
Begitupun seterusnya, seolah - olah perbedaan ini yang dijadikan alasan kenapa seseorang dapat melakukan hal yang benar atau salah.
Padahal kita sendiri tahu bahwa kita belum mendalami ilmu yang menjadi perbedaan kita dengan orang lain dan masih terus berusaha untuk mempelajarinya. Kadang kesalahan - kesalahan yang kita lakukan, kita tahu bahwa itu murni dari keteledoran kita.
Amanah
Semua yang kita miliki selama hidup ini adalah titipan dari Allah kepada kita. Amanah - amanah yang diberikan sesuai dengan kesanggupan pundak kita untuk menanggungnya dan kelak kita akan mempertanggung jawabkannya di akhirat nanti.
Mengutip sebuah kalimat dari salah satu tokoh dunia :
"Setiap Muslim adalah duta untuk Agama Islam"
Saya rasa ini menjadi tantangan sekaligus tanggung jawab kita agar dapat berhati - hati dalam bersikap atau bertindak terhadap orang lain.
Karena setiap dari kita akan selalu menjadi representatif dari apa - apa yang melekat dari diri kita, dimulai dari agama, pekerjaan, suku, dan lain - lain.
Semangat berbuat kebaikan
Akan datang sebuah momen dimana formula diatas berubah menjadi seperti ini : "Wah, + (Perbedaan yang dipunya) + suka on time datang ke acara - acara ya, kita ga boleh kalah nih, harus bisa memberikan contoh yang baik juga."
Sehingga perbedaan yang ada bukan dijadikan hal untuk saling menjatuhkan, namun hal untuk berlomba - lomba dalam berbuat kebaikan.
Yuk mari kita selalu belajar untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, baik dari segi ilmu ataupun akhlak. Semoga dari perbuatan baiknya dapat menginspirasi orang lain untuk berbuat baik atau lebih baik lagi.
No comments:
Post a Comment