Mungkin bahasa yang saya gunakan di postingan ini agak serius. Mengingat hal ini mungkin agak serius juga.
Hanya sebagian orang yang akan mengerti kemana tujuan penulisan ini, mungkin akan terjadi multitafsir saat kalian membaca tulisan ini.
Ya, sebuah barisan dimana isi barisan-barisan ini yang mungkin kata orang-orang adalah orang-orang yang sudah tidak istiqomah, bermasalah di pemahamannya, atau visi pribadinya sudah tidak sesuai dengan sebuah gerakan dan akhirnya memilih untuk keluar dari gerakan itu.
Dan yang lebih mengherankan lagi adalah mereka yang masuk ke barisan ini adalah justru mereka yang secara individu mempunyai pemahaman bagus, kapabilitas bagus, berpengaruh terhadap orang-orang disekelilingnya, dan bahkan sudah cukup lama berkontribusi dalam gerakan itu.
Apa yang menjadi masalah ?
Selidik demi selidik, ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi. Hal yang paling mengagetkan adalah penyebab terbesar masalah tersebut malah berasal dari orang-orang yang sedang menjabat posisi petinggi di gerakan itu, saya umpamakan itu seperti rumah dan anggota-anggota dari gerakan di rumah tersebut.
Mencoba positif thinking aja, mungkin para petinggi tersebut sedang sibuk dengan agenda di luar rumahnya, sumber daya orang yang mengurus ruang tamu dan lingkungan rumah cukup terbatas, dan banyak hal yang harus diurus, sehingga kadang suka lupa kalau didalam rumah tersebut juga ada kamar-kamar yang harus diurus.
Memang di setiap kamar yang ada sudah memiliki pengurusnya masing-masing, tetapi peraturan di rumah itu adalah prioritas ruang tamu sifatnya penting dan setiap isi kamar harus mengikutinya. Pada umumnya semua pengurus kamar mengikuti acara-acara yang dibuat di ruang tamu. Tetapi, apakah pengurus ruang tamu atau yang disebut para petinggi gerakan itu pernah menjenguk bagaimana kondisi yang sedang terjadi di setiap kamar-kamar yang ada ?
Jawabannya jarang atau mendekati No kawan-kawan.
Kembali ke orang-orang yang masuk ke dalam barisan ini. Ternyata orang-orang ini adalah orang-orang yang suka dipanggil dari kamarnya masing-masing untuk membantu urusan ruang tamu atau lingkungan rumah, tetapi para petinggi ini jarang sekali mempedulikan kondisi pribadi orang-orang ini baik dari internalnya atau eksternalnya. Sehingga terkadang timbul statemen dari mereka yang masuk ke barisan ini :
"Gw selalu berusaha bantuin kegiatan untuk ruang tamu ataupun lingkungan rumah apapun kesibukan gw, tapi lo jarang atau hampir ga pernah nanyain gimana kondisi akademik, kesehatan, ataupun keluarga gw saat gw sedang atau sudah menjalankan tugas dari lo, lo ngehubungi gw buat bantuin agenda lo aja, sisanya ngga".
Dan sudah ketebak ya gimana perasaaan orang tersebut dan selanjutnya orang tersebut bakal ngapain. Ternyata faktor itu berasal dari orang-orang yang berada dalam gerakan itu dan penyebab terbesarnya mungkin dari para petingginya, mungkin karena terlalu sibuk sama urusannya masing-masing, terkadang kita lupa dengan kondisi saudara kita.
Hal itu pun juga pernah saya rasakan, mungkin saat ini juga sedang.
Mungkin faktor diatas bisa termasuk jadi pemicunya, tetapi parahnya kamar saya sendiripun bisa menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh besar juga, tetapi saya tidak dapat menceritakan itu.
Yang menjadi fokus utama saya saat ini adalah bagaimana saya akan mencoba menyelesaikan kewajiban saya di sisa masa bakti untuk mengurus kamar ini sampai tuntas dan sebisa mungkin akan membuat sebuah perubahan agar kesalahan-kesalahan yang sama yang mungkin ditinggalkan para pendahulunya tidak terulang kembali secara terus menerus.
Setelah masa bakti itu selesai mungkin saya akan masuk ke barisan ini. Tetapi banyak sekali hal masih membuat saya 50 : 50 untuk masuk barisan ini.
Saat ini yang bisa saya lakukan adalah berdoa, memohon agar Allah bisa menenangkan kegelisahan hati ini.
No comments:
Post a Comment