Pages

Hikmah Berorganisasi Angkatan Muda Di Kampus


Ceita ini terinspirasi saat saya berada di tahun ketiga kuliah, tepatnya saat saya memegang amanah di posisi yang cukup strategis di sebuah PTN di Jatniangor, gue ga bilang Unpad ya hahaha.


Saya rasa banyak sekali manfaat positif yang didapat terutama dalam hal bersosialisasi dan menghadapi masalah. Pada tanggal 30 Agustus 2013 saat ada kumpul buka puasa bersama teman-teman SD saya di Jakarta, mereka pun cukup kaget dengan perubahan habit saya yang cukup signifikan, haha. Saya pun sempat terpikir sejenak seandainya dulu seperti sekarang, mungkin dari dulu hingga sekarang saya tidak akan dikenal sebagai sependiam dan cupu, hahaha :p

Eh kembali ke topik, malah jadi curhat, hehe. Awalnya saat saya angkatan pertama di kampus, saya mencoba untuk masuk ke zona yang menurut saya sangat-sangat tidak nyaman saat itu, yaitu masuk struktur organisasi, soalnya dari TK sampai SMA saya tidak pernah mengikuti organisasi besar seperti OSIS/MPK, paling hanya organisasi kecil seperti ekskul, yaitu XBASS dan saya pun tidak terlalu aktif karena pemalu, hehe. Nah awalnya saya masuk lembaga legislatif di jurusan saya dan setelah pengangkatan ketua lembaga eksekutif di jurusan saya, mereka pun mengadakan OPREC dan banyak sekali pilihan departemennya (udah kayak mau milih jurusan aja pas SNMPTN, hehe). Melihat hasil staffing, perhatian saya tertuju ke staf-staf departemen kaderisasinya, dimana staf-stafnya adalah teman-teman saya yang saya rasa berpengalaman dalam berorganisasi dan mempuyai kapabilitas diri yang baik, sempat di frame saya bahwa staf-staf kaderisasi baik di jurusan/fakultas/unpad hanya untuk orang-orang yang berpengalaman di bidang organisasi dan berkualitas, sehingga orang-orang cupu seperti saya peluangnya kecil sekali untuk memasuki departemen yang kece tersebut, hehe :D

Tetapi pandangan tersebut berubah saat saya memegang posisi yang cukup strategis di sebuah organisasi di salah satu fakultas Unpad.

Ternyata pada dasarnya semua departemen di sebuah organisasi memiliki peran dan fungsinya masing-masing, tidak dapat dibandingkan mana yang lebih baik, semuanya mempunyai tanggung jawab yang besar karena organisasi bisa bergerak saat semua elemen yang didalamnya bergerak tanpa terkecuali, sama seperti tubuh kita, saat ada satu bagian saja tidak berfungsi, maka kacaulah kondisi badan kita :).

Setelah saya analisis (ini persepsi gue, jadi kalau ada yang ga sesuai teori dan elo-elo yang ga setuju, So What Gitu Loh, haha), saya menemukan perbedaan antara semua depertemen (kecuali kaderisasi) yang umumnya ada di organisasi dengan departmen kaderisasinya. Perbedaannya adalah :

1. Semua departemen kecuali departemen kaderisasi, bersifat aplikatif yang artinya lebih banyak menghabiskan waktunya turun ke lapangan ketimbang di laboratorium / ruangan

2. Khusus departemen kaderisasi, bersifat konseptor yang artinya lebih banyak menghabiskan waktunya di laboratorium / ruangan ketimbang turun ke lapangan

Tidaklah mudah menjadi konseptor, walaupun teman-teman akan menghabiskan waktu lebih banyak di laboratorium / ruangan, tetapi efek yang ditimbulkan sangatlah besar, MENGAPA ???

Karena saat teman-teman salah membuat konsep, maka hasil yang akan diterima akanlah berbahaya dan pasti mempunyai side effect (efek samping) negatif yang besar pula, begitu pula sebaliknya.

Contoh realnya saat teman-teman mengkader seseorang / puluhan orang / ratusan orang / bahkan ribuan orang. Bayangkan teman-teman salah mengkader mereka dan mereka menjadi penghancur bangsa ini, dosa yang akan kita terima akan banyak dan bersifat seperti MLM (semakin lama semakin banyak dan bercabang), begitu juga sebaliknya, banyak sekali pahala yang kita dapat saat mengkader mereka dengan baik dan benar

INTINYA ???

1. Bersyukurlah teman-teman yang masuk di departemen kaderisasi karena tantangan dan tanggung jawabnya sangat besar, tidak semua orang seberuntung teman-teman

2. Jangan pernah mengeluh dengan banyaknya kegiatan yang notabennya berpikir untuk mengkonsep selama berbulan-bulan hahaha karena saat kita sudah terlatih / terbiasa mengkonsep, pola pikir kita akan menjadi dewasa dan solutif

3. Biasanya lulusan staff kaderisasi saat pergantian kepengurusan akan menjadi ketua lembaga / kepala departemen / staf kaderisasi, sayang sekali jika lulusan staff kaderisasi tidak menempati posisi tersebut / bahkan tidak melanjutkan berorganisasi.


Baca dan renungkan baik-baik ya, terutama jika kamu adalah staff kaderisasi di sebuah organisasi manapun dan kamu adalah angkatan termudanya :)

No comments:

Post a Comment